Jumlah Pengunjung Saat Ini

Senin, 26 Januari 2009

Industri Teater Riau Perlu Perhatian Banyak Pihak

Industri Teater Riau Perlu Perhatian Banyak Pihak
Wednesday, 21 January 2009





Keberadaan seni peran seperti teater di Riau ternyata belum mampu memberikan sesuatu yang menjanjikan kepada para pelakunya. Hal ini tercermin dari masih minimnya peminat bidang seni satu ini, termasuk belum adanya upaya pengelolaan yang baik terhadap pertunjukan seni peran itu sendiri.
Fenomena ini diakui oleh beberapa seniman yang bergelut di bidang perteateran di Riau. Bahwa saat ini tetater Riau belum mampu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan, pendapat yang lebih keras dilontorkan salah seorang seniman muda Marhalim Zaini. Menurutnya, teater Riau malah bisa dibilang jalan di tempat. Katanya, tidak ada usaha nyata dari para pelaku untuk menjadikan seni peran ini menjadi sesuatu yang lebih baik, baik dalam artian secara kualitas maupun secara kuantitas penampilan.
“Persoalannya tidak pada uang, tapi ada pada tidak adanya dedikasi yang keras pelakunya untuk mengembangkan teater agar bisa lebih berkembang. Uang kalau di Riau saya rasa mudah dicari, tinggal dari pelakunya mau atau tidak berusaha bagi kemajuan teater itu,” ujar Marhalim kepada riaubisnis.com, Selasa (20/01) di Pekanbaru.
Upaya untuk menjadikan teater sebagai sebuah industri, sebenarnya sudah berulang kali dilakukan oleh para pelakunya. Tapi katanya, sejauh ini dukungan yang didapat tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. “Ibarat kata pepatah masih jauh panggang dari api,” sindirnya.
Sementara itu, menurut tokoh teater Riau, SPN GP Ade Dharmawi juga mengatakan, upaya itu tetap ada, namun persoalannya penonton Riau belum siap dengan perubahan, seperti pemberlakukan karcis setiap ingin menonton penampilan teater dan segala macamnya. Sindir Ade, bahkan yang lebih menggelikan, bukan dukungan yang didapat tapi justru ejekan yang justru datang dari para seniman itu sendiri.
“Kita sendiri tertawa, seniman yang seharusnya mampu mendukung hal ini malah mentertawakannya,” keluhnya.
Menurut Ade, perlu perhatian serius dari semua pihak, baik itu menyangkut pembinaan bagi para pelaku seni itu sendiri, maupun bagi para pengelola agar kegiatan pementasan terus bisa berjalan secara rutin. Dengan itu semua, harapnya, maka secara berproses mutu dan kualitas pertujukan seni bisa lebih ditingkatkan, karena tanpa ada dukungan dari semua pihak, maka dunia teater di Riau akan tetap seperti sekarang.
Di sisi lain, dukungan dari pemerintah, menurutnya sudah ada, namun selama ini yang terjadi acap kali dukungan berupa bantuan itu tidak mengenai sasaran, sehingga apa yang dilakukan pemerintah melalui lembaga-lembaga kesenian belum mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembinaan pelaku seni itu sendiri.
Persoalan yang sama juga dibenarkan oleh dosen teater Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), Bero S Soekarno. Menurutnya, kalau sejauh ini apa yang dilakukan oleh pemerintah sudah mengarah ke arah sana, tapi perlu ada upaya yang lebih jelas untuk melaksankannya. “Bantuan pemerintah terhadap dunia teater di Riau harus dilakukan secara kontinue, agar seniman teater di Riau bisa berkreasi lebih jauh lagi,” harap Bero.(Tar)